QOLBI.ID, PAMEKASAN- Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mencatat data jumlah warga belum bisa membaca dan menulis.
Data tahun 2020 hingga Februari 2021, buta aksara di Pamekasan tembus 19.900 orang, kebanyakan diantara mereka warga Pantura asal Kecamatan Batumarmar, Waru dan Pasean.
Kepala Disdik Pamekasan, Akhmad Zaini, melalui Kepala Bidang PAUD, Amir Syarifuddin mengatakan wilayah Pantura mendominasi buta aksara, karena daerah tersebut minim pendidikan.
”Minimnya pendidikan di Pantura jadi faktor tingginya buta aksara,” kata Amir Syarifuddin, Jumat, 26 Februari 2021.
Anggaran Buta Aksara dari APBN Dihapus
Amir Syarifuddin menjelaskan, program pengentasan buta aksara tak lagi dibantu pemerintah pusat selama Pandemi Covid-19, saat ini hanya mengandalkan dari Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021.
“Dana dari APBD hanya cukup untuk 200 warga belajar setiap tahunnya,” ungkapnya.
Selain itu, program Keaksaraan Fungsional (KF) yang selama ini menjadi solusi menekan angka buta aksara dihapus, diganti program buta aksara.
“Substansinya KF dan buta aksara sama, cuma tahun ini tidak ada anggaran dari APBN,” terangnya.
Ia berharap perubahan program tersebut dapat mengurangi buta aksara di Pamekasan.(mank/wan)