QOLBI.ID, PAMEKASAN – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Sumenep, Jawa Timur, bahkan gempa juga terasa di Kabupaten lainnya, baik di Kabupaten Pamekasan maupun Sampang.
Gempa terjadi pada Senin (30/9/2025) pukul 23.49 WIB. BMKG mencatat pusat gempa berada di koordinat 7.25 LS dan 114.19 BT, sekitar 47 km tenggara Sumenep, dengan kedalaman 13 km. BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Hj. Ansari mendorong BNPB maupun BPBD untuk melakukan mitigasi bencana dalam rangka memperkuat kesiapsiagaan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kebencanaan.
“Gempa ini menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja. Saya mendorong BNPB dan BPBD melakukan mitigasi bencana, tidak hanya tanggap darurat, tetapi juga melalui program pencegahan dan edukasi kepada masyarakat,” kata Hj. Ansari.
Ia menambahkan, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya sistematis untuk mengurangi risiko dan dampak bencana alam maupun non-alam, termasuk peningkatan kesadaran serta kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
Hal itu sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Tujuan utama mitigasi adalah meminimalkan kerugian dan memaksimalkan kesiapan untuk menghadapi risiko bencana.
“Kesiapsiagaan masyarakat penting untuk meminimalisir risiko korban jiwa maupun dampak lainnya. Masyarakat perlu dibekali pengetahuan tentang kebencanaan,” ujarnya.
Hj. Ansari juga mengimbau warga untuk tetap tenang, tidak panik, dan mengikuti arahan resmi dari BMKG serta BPBD setempat.
Seperti diketahui, wilayah Madura merupakan wilayah yang rawan gempa bumi, hal itu berdasarkan catatan BMKG. Gempa bumi di Madura bahkan tercatat dalam arsip kolonial sejak abad ke-19.












