Beliau lahir di Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Desa Potoan Daja, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur.R.KH.Abd Hamid Baqir gemar menuntut ilmu di banyak tempat pada masa mudanya, diantaranya Ponpes Siwalan Panji, Sidoarjo. Selanjutnya, beliau pindah ke Makkah Al-Mukarromah, Saudi Arabi, untuk mendalami ilmu tafsir al-qur’an kepada guru Syeikh Alawai.
Mengutip hasil riset Wakil Ketua Persatuan Alumni Banyuanyar (Peradaban) Zainuddin Syarif, kegemaran R.KH. Abd Hamid Baqir menimba ilmu memberi pengaruh dan nilai tersendiri bagi kepakaran dan keilmuannya, sehingga membuat namanya sangat dikenal pada masanya.Nama besar R.KH. Abd.
Hamid Baqir tidak lepas dari sepak terjang kepemimpinan dan peran dakwah, baik kepemimpinan dan dakwah di internal Ponpes Darul Ulum Banyuanyar maupun peran sosial di kalangan masyarakat.
Peran R.KH. Abd Hamid Baqir di Ponpes Darul Ulum Banyuanyar cukup besar. Ulama yang dikenal dengan jiwa dakwah totalitas itu tercatat sebagai pengasuh generasi keempat, R.KH. Abd Hamid Baqir melanjutkan kepemimpinan dari ayahnya, R.KH. Abdul Majid, yang pada saat itu memilih bermukim ke luar sekaligus mendirikan Ponpes Mambaul Ulum Bata-Bata.
Berbekal semangat juang dakwah, R.KH. Abd Hamid Baqir mengharuskan dirinya menjalankan kepemimpinan dua Ponpes sekaligus, selain Banyuanyar, beliau memimpin Ponpes An-Nur, Kali Baru, Banyuwangi, yang dirintis sejak tahun 1957.
Peran itu tetap beliau jalankan secara maksimal meski harus membagi waktu dan tenaga di dua tempat berbeda, antara pulau Madura dan Banyuwangi.(gus/her)