Scroll untuk melanjutkan membaca
BeritaPolitikTerkini

Agus Mulyadi Bisa Jadi ‘Kuda Hitam’ di Pemilihan PAW Wabup Pamekasan

Avatar photo
×

Agus Mulyadi Bisa Jadi ‘Kuda Hitam’ di Pemilihan PAW Wabup Pamekasan

Sebarkan artikel ini

QOLBI.ID, PAMEKASAN – Tensi politik di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, memanas pasca Fattah Yasin dan Agus Mulyadi, didaftarkan sebagai calon PAW Wakil Bupati Pamekasan.

Hal itu itu terjadi menyusul adanya penolakan keras terhadap calon Fattah Yasin, mantan Kepala Bakorwil Madura, itu ditolak karena dua alasan.

Scroll untuk melanjutkan membaca
Scroll untuk melanjutkan membaca

Pertama bukan warga Pamekasan, kedua, terkait riwayat Fattah pernah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), saat masih menjadi Kepala Dishub Jawa Timur, terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Tulungagung.

Karena dua alasan itu, Fattah dinilai tidak layak memimpin kota yang identik dengan Gerakan Pembangunan Islami (Gerbang Salam.

“Keberadaan Fattah juga ditolak mayoritas masyarakat Sumenep, buktinya dia kalah pada Pilkada kemarin,” kata Warga Pamekasan, Faisol, saat melakukan aksi penolakan Fattah di depan kantor DPRD Pamekasan waktu lalu.

Kendati demikian, tidak semua warga Pamekasan menolak Fattah menjadi PAW Wabup Pamekasan, ada yang mendukung untuk mendampingi Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, hingga 2024.

Dukungan untuk Fattah muncul dari kalangan mahasiswa. Alasan mendukung Fattah karena pengalamannya di birokrasi pemerintahan Jawa Timur,

Baca Juga  Momentum 10 Muharram, PAC PDI Perjuangan di Pamekasan Santuni Anak Yatim

Fatta Yasin, adalah pakar birokrasi, pria asal Sumenep, Madura, itu pernah menduduki Kepala Bakorwil Madura, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, dan pernah sebagai Pj Bupati Pamekasan.

“Bupati Baddrut Tamam butuh sosok birokrat hebat, dan itu Fattah cocok,” kata Haidar Ansori, Ketua Pergerakan Mahasiswa Madura.

Parpol Koalisi Anggap Penolakan Fattah Yasin Hal Biasa

Juru bicara Parpol Koalisi, PKB, PAN, Gerindra, dan PKS, Heru Budi Prayitno, angkat bicara terkait penolakan Fattah, yang dicalonkan sebagai PAW Wabup Pamekasan.

Menurut Heru, penolakan Fattah hal biasa terjadi pada momentum politik, baik nasional, maupun di daerah.

“Hal yang biasa karena proses demokrasi, itu tidak akan jauh dari kegaduhan politik,” ungkap Heru, saat dikonfirmasi via pesan singkat WhatsApp, Senin, 31 Januari 2021.

Yang terpenting, kata Heru, Parpol koalisi sudah melakukan pendalaman calon yang sesuai dengan kriteria Bupati, yaitu tokoh yang paham birokrasi pemerintahan.

“Maka Fattah Yasin dan Agus Mulyadi yang kami ajukan, selebihnya kami wait and see Panlih DPRD, tidak baik kalau posisi Wabup dikosongi karena sudah jelas sisa dua kali anggaran, yaitu tahun 2022-2023, 2024 Pilkada digelar,” terang Heru.

Baca Juga  KPK: Pemkab Pamekasan Bersih dari Korupsi

Kondisi politik yang cenderung panas bisa bisa dimanfaatkan calon, yang tidak diunggulkan. Misalnya, Agus Mulyadi.

“Bukan hal mustahil Agus bisa jadi kuda hitam, jika penolakan Fattah terus bermunculan, baik dari kalangan aktivis, LSM dan kelompok masyarakat lainnya,” Kata Direktur Madura Research Center (MRC), Muhammad Amin Jakfar.

Amin menilai, masyarakat Pamekasan cenderung tidak suka tokoh impor, karena masih banyak tokoh asli Pamekasan, yang pakar bidang birokrasi. Kendati itu, bukan alasan untuk tidak terpilih.

“Fattah dan Agus sama-sama tokok birokrat, keduanya berpeluang jadi Wabup Pamekasan,”

Menurut Amin, calon PAW Wabup Pamekasan tidak butuh elektoral, siapa yang cocok mendampingi Bupati, ia akan terpilih.

“Mungkin yang perlu diperhatikan dan disadari publik, bahwa peran masyarakat pada proses PAW nol persen, mutlak kewenangan Parpol, kemudian dipilih oleh anggota DPRD, Masyarakat boleh-boleh saja menyampaikan aspirasi karena negara ini demokrasi,”

Soal kekuatan dua tokoh, Amin menganalisa sama-sama kuat, dan berpeluang menggantikan Alm Rajae.

Baca Juga  Perempuan Bangsa Bagikan Takjil, Ketua PKB Pamekasan: Teladani RA Kartini

“Jangan anggap enteng Agus Mulyadi, di belakangnya ada kelompok besar, IKA PMII Pamekasan, tokoh PMII di legislatif luar biasa pengaruhnya, jika bergerak, seperti yang sampaikan tadi, bukan hal yang mustahil,”terangnya.

Politik Balas Budi

Mantan Ketua Gerindra Pamekasan, Agus Sujarwadi, menilai munculnya Fattah Yasin, sebagai calon PAW Wabup Pamekasan, merupakan politik balas budi.

Sebagaimana diketahui, Fattah ikut serta pada Pilkada Sumenep, ia diusung PKB sebagai pengusung utama, koalisi bersama PPP, Demokrat, Golkar,dan Hanura.

“Karena gagal jadi bupati, diproyeksikan untuk jadi Wabup Pamekasan, wacana ini sudah lama tercium,” beber Agus Sujarwadi.

Peluang Agus Mulyadi, kata dia, tetap ada sekalipun tidak diunggulkan.

“Potensi jadi kuda hitam besar, berganutung iklim politik di Pamekasan, tapi yang saya sayangkan, kenapa harus muncul Fattah,masih banyak kok tokoh Pamekasan yang tidak kalah hebat dari Fattah,”terangnya.(MANK/HER)

>> Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Qolbi.id WhatsApp Channel : Klik Disini. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.