
Sebelum langit menutup mata
Seorang anak bercerita pada ibunya
Tentang air mata yang bisa menghapus dosa
Ibunya tersenyum lalu berkata
Nak, jangankan air mata, air gelas saja
Sudah bisa membeli taman surga
Coba kamu perhatikan dengan seksama
Orang-orang yang hidup di belakang gedung kaca
Bajunya kumuh, perutnya kosong, matanya berkaca-kaca
Satupun tak ada harapan yang mereka pinta
Kecuali ingin hidup sama seperti kita-kita
Nak, segeralah hampiri mereka
Jadilah perantara atas harapan-harapannya
Sesuap nasi dan segelas air begitu sangat berharga
peluklah dengan kasih dan cinta
bahwa mereka juga bagian dari kita
makhluk yang dicipta oleh Tuhan sebagai manusia
anaknya mengangguk tanpa kata
ibunya tersenyum bisa mengobati luka
sungguh ini kisah tentang kita
yang terkadang lupa pada nasib sesama
bisanya cuma menyombongkan kepala
tak sadar bahwa yang ada hanya titipan semata
sehingga lupa cara bersyukur sebagai hamba.
Ajaz Elmazry, Tambaksari, 01 November 2020